Sebelumnya tertulis kabar akan diadakannya demonstrasi yang dilakukan oleh warga terdampak longsoran Kali Kalapa di wilayah Perumahan Karaba setelah alat berat untuk perbaikan sungai yang dijanjikan Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Kabupaten Karawang tak kunjung hadir, Senin lalu (27/9/2021).
Pukul 20.43 malam pada hari yang sama, warga terdampak mendapatkan undangan dari Sekretaris Daerah (Sekda) Acep Zamhuri untuk hadir melakukan rapat di Aula Gedung Singaperbangsa, Kantor Pemerintah Daerah.
Pada malam di hari yang sama alat berat berupa ekskavator dari Dinas PUPR telah sampai di area korban terdampak untuk memperbaiki kondisi sungai. Hanya saja material yang dijanjikan belum tiba.
Notulensi Singkat Rapat Korban Terdampak
“Saya mohon perbaikan ini tidak hanya jembatan, tapi juga wilayah longsoran. Sekarang sudah mulai longsor di RT, sudah satu rumah.” Kata salah seorang warga Perumahan Karaba korban longsor yang hadir dalam rapat dengan Sekda Acep Zamhuri pada 28 September kemarin.
Ia juga mengatakan bahwa permasalahan di Perumahan Karaba ini sangat kompleks. Selain banjir yang datang tiap tahun, ia juga tak ingin rumah yang selama ini ia telah tinggali semakin parah. “Rumah kami ini sudah tinggal separuh.”
Pada kesempatan rapat bersama itu, Acep Zamhuri menyatakan pemerintah daerah akan menganggarkan dana tiga miliar untuk menangani Kali Kalapa di tahun 2022. “Tahun ini yang bisa dikerjakan hanya jembatan dan hal-hal lain yang bisa dikerjakan.”
Saat ditanyai mengenai dana bantuan untuk rumah masyarakat terdampak, pihak dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyatakan, “BPBD, tidak menganggarkan untuk perbaikan rumah, karena bukan lembaga teknis, tapi penganggaran bantuan ada di BPKAD, aturan yang kita pakai untuk rumah itu pakai dana stimulan.”
Sehubungan dengan bantuan yang dimaksudkan, BPBD menjelaskan bahwa besaran bantuannya tergantung keputusan dari Bupati. Misalnya rumah dengan kondisi rusak berat itu tiga juta lima ratus ribu, untuk kerusakan sedang dua juta lima ratus, sementara rusak kecil itu pengganggarannya lebih rendah, satu juta lima ratus rupiah. “Nah itulah pengganggaran bantuannya, nanti lebih jauhnya kita diskusikan dengan pimpinan BPBD.”
Acep Zamhuri menyatakan bahwa penanganan Kali Kalapa perlu ditangani dengan cara holistik atau menyeluruh. Karenanya penanganan permasalahan longsor, jembatan rusak, maupun sungai secara keseluruhan perlu terintegrasi.
“Bukan hanya Kali Kalapanya tapi juga di hulunya, di wilayah kawasan juga. Kita akan bahas lagi ke depannya karena ini akan menyangkut dengan kepentingan-kepentingan lain. Internal atas izin Bupati, Bupati sudah mengizinkan kepada kami, Insya Allah Pemda akan cepat menangani.”
Ia juga menyatakan jika anggaran tahun ini memang tidak banyak lagi, sisanya, sebelum anggaran itu habis akan dialihkan ke jembatan dan normalisasi di Kali Kalapa. Minimal, seperti yang ia katakan, “Minimal jembatan dan normalisasi di sekitar sungai. Ke depan kita akan menganggarkan perbaikan pembuatan site plan untuk perbaikan.”
Saat ditanyai apakah pengerjaan kali ini hanya berfokus pada jembatan atau tidak, ia menjawab, “Saya akan cek hal lain, kira-kira apa lagi yang bisa kita kerjakan, tidak hanya jembatan saja. Minimal efisiensi anggaran dengan alat, tidak perlu banyak alat tapi bisa dikerjakan.”
Pukul dua siang lebih sedikit, Sekda Acep Zamhuri yang menjanjikan diri untuk hadir langsung dan meninjau, serta menilai kebutuhan untuk perbaikan Kali Kalapa di wilayah Perumahan Karaba datang dengan rombongannya.
Kunjungan itu dilatarbelakangi karena ia ingin mengecek dan mendiagnosa situasi masalah yang ada di Kali Kalapa wilayah Perumahan Karaba. Ia ingin menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Menurutnya jika hanya satu segmen yang diperbaiki, itu akan menimbulkan efek bahaya.
“Jadi saya sengaja jalan ke sini, melihat lokasi dengan warga, permasalahan ini ternyata ada beberapa, ada pendangkalan dan penyempitan dan perlu dinormalisasi. Nah termasuk yang rusak karena banjir kemarin, jembatan. Skema anggarannya nanti berapa misalnya, apakah dari APBD, atau kita akan minta ke kawasan, atau apakah dari Provinsi, dari BBWS.”
Terkait pihak kawasan yang tidak melakukan normalisasi secara maksimal ia menjawab akan berkomunikasi demi hasil yang maksimal. Sementara ini yang akan dilakukan Pemerintah Daerah dalam jangka pendek ialah melakukan perbaikan akses jembatan sebelum akhir tahun. Ia juga akan melakukan normalisasi seadanya sesuai dengan keadaan anggaran terkait Kali Kalapa. Sementara langkah lanjutan dari upaya itu ialah ia akan menyiapkan anggaran untuk perbaikan secara permanen.
“Apakah nanti pake setpel (dinding beton penahan sungai) atau apa, nanti kita lihat. Anggarannya sudah kita pasang lima miliar. Tadi hasil rapat dengan warga sebetulnya tiga miliar. Tapi tadi saya sudah komunikasi dengan Bupati, beliau minta maksimal saja yang penting selesai, tapi kalau dihitung-hitung ini bisa belasan miliar kalau dengan setpel. Jika sudah direncanakan semua jadi enak, bisa dibagi-bagi. Misal ada uang berapa, kan bisa jadi patungan. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini sudah rampung.”
Ketua RT 06 Perumahan Karaba, Widiyantoro berharap perbaikan sungai di daerahnya segera terealisasi. Ia juga ingin diskusi dengan para pemborong yang mengatasi permasalahan di daerahnya. “Mau seperti apa, bentuk aktualnya, karena tadi itu masih gambaran. Terus saya juga lagi mempersiapkan gambar site plan Perumahan Karaba yang asli agar saat pembangunan tidak ada salah posisi tembok, saya khawatir terjadi kelebihan atau kekurangan.”
Menurutnya apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Acep Zamhuri ini bukan hanya sekadar obrolan dinas, tapi sudah dirasa serius dan ada tindak lanjut. “Kalau saya lihat antusias Acep Zamhuri ini keliatannya serius. Kalau kemarin kan rapat-rapat hanya sekadar obrolan dinas. Tadi pas rapat di pemda ini kan bukan hanya sekadar obrolan, sekarang ada tindak lanjut.”
Kini ia dan para warga terdampak menaruh harapan besar kepada Sekda Acep Zamhuri, “Karena dari awal kan saya sering ngomong, lewat siapapun kita gaungkan masalah Kali Kalapa. Kemarin juga waktu saya mau ke rumah lurah juga gitu. Ya artinya sangat membantu. Supaya kami di sini bisa memikirkan kegiatan yang lain, saya menaruh harapan besar.”
Komentar