Sebagai medium ekspresi, sebuah lukisan sudah barang tentu memiliki gagasan maupun maksud. Karenanya setelah kami melihat Jack Haris Bonandar atau yang akrab juga disapa “Bang Jek” mengunggah salah satu lukisan terbarunya belum lama ini. Pertanyaan kami adalah, “Apa maksudnya?”
Kami meyakini suatu ekspresi tidak hanya semata-mata muncul di permukaan untuk sekadar menyampaikan maksud atau pesan maupun gagasan. Tentu saja ada suatu motif di balik hal-hal yang berkenaan dengan ekspresi, misalnya yang sering kita temui, gerak tubuh ataupun raut wajah. Di luar itu rasanya ada sebuah alasan dan sedikitnya harapan yang samar-samar dapat dibaca keinginannya.
Tapi tak satu pun di antara kami yang memahami lukisannya waktu itu. Sudah jelas juga jangankan memahami atau mengerti, membacanya pun kami tak bisa. Untuk itu, demi memuaskan pengalaman dalam melihat lukisan dan menjembatani pembaca Kopipagi tercinta ini, kami akhirnya menemui pelukis Karawang kesukaan kita bersama.

“Hampir keseluruhan warna gelap,” kata Jack Haris Bonandar di sanggar lukisnya di daerah Kepuh Ibnu Sina, Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang Barat. Kemudian ia meneruskan pembicaraanya dengan kami, “Karena tujuannya dalam lukisan ini dibuat untuk mengeluarkan aura objek, kan jadi kontras kalau warna belakangnya gelap.”
Setelah sebelumnya melakukan pameran, sekarang ini ia ingin memberikan sensasi lain kepada penikmat lukisannya maupun dirinya sendiri. “Kemarin kan (pameran) sketsa, nah sekarang lukisan. Mau dicicil dulu deh ini, enggak sekaligus sehari satu. Justru ini tergantung dengan objek yang saya lukis. Biasanya saya datang ke rumahnya, lihat aktivitasnya, kesehariannya. Biar karakternya bisa saya rasakan.”
Hitungannya dalam satu tahun ini ia bisa merampungkan konsep lukisannya yang ia akui secara sepintas memang mirip dengan karakter atau ciri dari pelukis lain yaitu Jeihan Sukamantoro yang berpulang pada 29 November 2019 lalu. “Mungkin orang lain juga kan bisa lihat, ini arahnya seperti karakter yang diciptakan Jeihan ya. Sambil mengenang dia saja ini ceritanya, saya ikuti karakter dia. Saya ingin pahami bagaimana Jeihan berproses dengan gaya seperti ini. Semoga nanti bisa dibuat pameran ya. Ke depannya juga semoga saya bisa menemukan sesuatu dari sini.”

Dalam upaya eksplorasi gaya ini Jack Haris Bonandar akan memfokuskan objek lukisnya pada sosok perempuan. Ia merasa perempuan mewakili seluruh emosi yang selama ini tak mudah untuk diungkap. “Lain dengan laki-laki. Perempuan punya sisi yang saya anggap sebagai suatu kerahasiaan. Nah hal-hal ini yang coba ingin saya ungkap.”
Melalui lukisan dengan aliran surealisme ini ia merasa lebih nyaman daripada menggambar objek bergaya realis. “Realis membuat saya harus menekan emosi, belum lagi tekanan kuasnya, ininya dan itunya, harus pelan-pelan. Berbeda dengan eksplorasi ekspresi begini. Yang penting itu kan isinya ya, karakternya kena. Kalau masalah ininya terlalu besar atau apanya gitu, yang penting isinya. Cangkang enggak terlalu berpengaruh buat saya.”
Ia berencana merampungkan 100 lukisan perempuan. Targetnya, obsesinya ini kelar sampai akhir tahun depan. Setelahnya, ia berencana menggelar pameran.
Komentar