KopiPagi.ID
  • Telisik
  • Tajuk Rencana
  • Tulisan Pembaca
  • Opini
  • Cerpen
  • Podcast
  • Telisik
  • Tajuk Rencana
  • Tulisan Pembaca
  • Opini
  • Cerpen
  • Podcast
Tidak ditemukan
Lihat semua hasil
KopiPagi.ID
Beranda Telisik

Luka-luka Persika: Fans Patungan, Komisaris Lepas Tangan

Redaksi oleh Redaksi
10 Agustus 2021
A A
Luka-luka Persika: Fans Patungan, Komisaris Lepas Tangan
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Diucapkan berkali-kali oleh Koordinator Persika Fans, Medi, bahwa Persika tidak mendapatkan perhatian dari para komisaris. Masih diceritakan, setiap tahun, selama ini Persika selalu ada masalah, baik dalam kubu Persika maupun dari manajemen perusahaan. Misalnya seperti pembiayaan, sampai-sampai hampir tak mengikuti kompetisi.

“Persika hampir tidak ikut mendaftarkan diri di kompetisi liga tiga, sementara persiapan kota-kota lain sudah sangat matang dari tim, pemain, keuangan, dan segala macam, sementara Persika tidak mendapat perhatian dari komisaris.”

Padahal baginya, para pendukung lain, dan mestinya termasuk para komisaris dan pemerintah daerah juga meyakini bahwa Persika adalah marwah yang tak bisa dihilangkan begitu saja dari tradisi keolahragaan di Kabupaten Karawang.

Ia mengakui sendiri keberadaan Persika Fans ini memang masih muda, tahun ini ia katakan sendiri baru berusia dua tahun. Tapi mereka telah mendukung sejak lama Persika dengan cara terpisah, hanya dengan kelompoknya masing-masing. Barulah dua tahun lalu, pada 9 September 2019, secara resmi setiap kelompok pendukung Persika bersatu di bawah nama Persika Fans.

Baca Juga

KONI Karawang Target Masuk 10 Besar di Porprov Jabar 2022

Disparbud Karawang Curhat Anggaran Pemeliharaan Kampung Budaya Ditolak Dewan

Elf Lindas Pemotor di Tamelang, 7 Meninggal, 10 Luka

Polisi Dalami Kemungkinan Korban Dibunuh dalam Kasus Bocah S

Pada tahun 2020 lalu, para pendukung tim sepakbola kebanggaan Kabupaten Karawang ini berkali-kali membuat gerakan solidaritas agar Persika tetap bisa bermain di kompetisi, dengan apa pun caranya.

“Kami mengadakan solidaritas dengan penggalangan dana yang dibantu oleh warga Karawang, ada juga bantuan dari pendukung sepakbola atau suporter lain yang membantu kami selama bergerak sampai Persika dapat kembali berlaga.”

Ia masih bercerita, Persika Fans akan melakukan banyak hal agar Persika bisa terus berlaga, dengan bagaimana pun caranya, aksi solidaritas untuk Persika akan terus berlangsung jika sesuatu menghalani Persika bertanding.

Dari hasil penggalangan yang pernah dilakukan itu kini Persika telah memiliki tiket untuk ikut dalam kompetisi liga tiga. Meski begitu, sayangnya Persika Fans tak kunjung mendapatkan perhatian dari komisaris, “Salah satu komisaris yang mendukung Persika, mulai dari mendanai hingga hal-hal kecil lainnya (Alm) Endro Widiyantoko telah berpulang meninggalkan kita semua. Sementara para komisaris lain, ya seperti itulah. Direktur utama, Yusuf Mansyur seperti telah meninggalkan kita, terasa melepas Persika. Tinggal satu komisaris di Karawang yang harusnya bisa membangkitkan Persika,” Kata Medi. Ia terdiam sejenak, menarik napas panjang, kemudian meneruskan ucapannya, “Saepul Riki.”

Medi berterus terang ingin mengetahui apa sebetulnya tanggapan sang komisaris terkait keadaan Persika saat ini. “Apabila ia sudah menyerah dengan keterlibatannya di dalam Persika sebagai komisaris atau seperti apa, kami ingin jajaran komisaris melakukan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk menindaklanjuti Persika ke depannya, apakah masih bisa bertahan dan berjalan, atau mengalami pailit?”

Diambil dari Instagram.com/sandifatahillah

Persika Fans ingin sesegera mungkin jika perusahaan akan pailit, maka mereka berharap para komisaris untuk mencari investor yang bisa mengelola Persika. “Kalau Persika sampai menghilang, Persika Fans akan bertindak, bahkan mungkin lebih-lebih dari yang sebelumnya, kami akan berusaha walau harus meminta belas kasihan, sebab dari tahun ke tahun Persika selalu begini.”

Ketika ia ditanya mengenai sikap pemerintah Kabupaten Karawang, Medi tengah menyulut sebatang rokok, ia membakarnya, mengisapnya dalam-dalam lalu melepaskannya ke udara begitu saja tanpa arah yang jelas. Matanya melihat ke sana ke mari, ia tengah mencari sesuatu, kemudian ia menjawab, “Peduli tidak peduli, pernah ada yang memanfaatkan Persika hingga akhirnya hal itu membuat persika sama sekali tidak dipedulikan. Sebagai klub bola profesional yang tak bisa dibantu oleh anggaran pemerintah, seengaknya mestinya pemerintah punya andil.”

Ia menjentikan rokoknya, membuang abu ke asbak sambil menegaskan apabila yang dimaksud dengan peduli dari sudut pandang pemerintah adalah penggunaan bus yang dipinjamkan, tempat istirahat para pemain, dan stadion, itu semua adalah aset milik rakyat juga. “Kan pembangunan segala infrastruktur itu dari hasil pajak rakyat, seharusnya pemerintah punya andil lebih besar kepada Persika ini. Misalnya menjadi jembatan penghubung antara Persika dengan para investor dari industri di Karawang,” masih ia teruskan, “Lihat Bekasi misalnya, walaupun sama-sama profesional, pemerintahnya mendukung sepakbola di sana, ya itu tadi, karena sepakbola adalah marwah.”

Baginya, dan juga para penggemar lainya, “Harapan kami tidak banyak, tidak pernah muluk-muluk, hanya ingin Persika stabil, bisa terus ikut berkompetisi di ajang liga Indonesia. Tidak muluk-muluk, hanya ingin itu. Menang kalah itu lumrah, jangan sampai Persika ini hilang, walaupun kami harus turun ke jalan berkali-kali, harus berdarah-darah misalnya, akan kami lakukan, asal jangan hilangkan sepakbola yang kami cintai.”

 

Persika Harus Diselamatkan

Secara terpisah, senada dengan Koordinator Persika Fans, Rakhmat Gunadi, seorang pecinta Persika, mengatakan bahwa, “Persika itu tidak seperti daerah lain yang mendapat dukungan pemerintah daerah.”

Apa yang ia lihat selama ini mengenai perjuangan Persika Fans bukanlah hal yang mudah, “Bukan berat lagi, sangat berat, ada beberapa komisaris, ada Ustaz Yusuf Mansyur, Saeful Riki, (Alm) Endro, Nana Aweng, di dalamnya kan ada direktur dan komisaris, terus pertanggungjawabannya gimana itu?”

Gunadi mengatakan melalui telepon seluler, “Dari dulu juga tidak pernah ada RUPS,” ketika ia ditanya soal apakah ia mengharapkan RUPS berlangsung atau tidak demi Persika ini. “Komitmen saja,” kata Gunadi dengan tegas, “Mau atau tidak mengurus Persika secara profesional, kan itu saja yang harusnya ditanyakan.” Kemudian ia memberikan pertanyaan, “Jauhlah bicara RUPS, komisaris bisa enggak saling berkumpul membiacarakan masalah ini?”

Ia tahu betul sampai saat ini pun tak ada keuntungan yang bisa diambil dari Persika selain kebanggaan. Ia meneruskan, baginya jika Persika jadi ajang untuk bisnis, dan mengambil keuntungan dari para pengusaha, itu tidak mungkin. Ia juga menyayangkan dukungan dari pemerintah terhadap Persika ini sangat lemah, “Lihat saja selama kompetisi sebelumnya, apakah ada unsur dukungan pemerintah di dalamnya? Engga ada kan.”

Gunadi juga menegaskan, “Pengelolaan Persika ini, jangan berharap sesuatu darinya, komitmennya untuk memajukan Persika. Pada dasarnya komisaris harus siap berkorban. Kan manajemen bisa merangkul semua kalangan jika seandainya urusan Persika ini tidak bisa ditanggung. Kan bisa meminta peran pemerintah, masyakat, dan sektor bisnis yang berkembang di sini. Nah, bagian itu selama ini dilakukan oleh Persika Fans, mereka berjuang.”

Ia menceritakan salah satu momen perjuangan yang ia saksikan, terdengar ada kebanggaan dari nadanya berbicara, begitu besemangat, “Dulu bisa saja Persika beli tiket liga satu atau dua, tapi mereka lebih memilih berjuang dari bawah daripada harus berganti nama klub. Bisa aja, Persika bisa dibeli orang lain, terus jadi ganti nama. Nah yang menjaga itu semua adalah Persika Fans.”

“Persika itu harus diselamatkan,” Kata Sekretaris Disperindag Karawang ini sekaligus eks Manajer Persika dalam telepon saat ia dimintai pendapat mengenai harapannya pada tim sepak bola ini di masa mendatang. Ia juga mengatakan dengan tegas bahwa, “Kalau ada yang teriak-teriak bisa menyelamatkan Persika di luar sana, buktikan, selamatkan, terutama dengan tidak mengubah nama apapun dalam Persika, dan homebase tetap di Karawang. Siapapun juga kan sangat boleh membeli hak kompetisinya, tapi komitmen harus satu, tidak ada perubahan nama dan homebase.”

Dengan penuh pengharapan, ia mengatakan kalimat penutupnya, “Berikanlah Persika ke tangan yang tepat, kepada orang yang tepat, ke orang yang mencintai Persika, tidak berharap sesuatu, tapi siap berkorban untuk Persika, kan itu intinya.”

 

Kondisi Tim

Tim redaksi Kopipagi.id berhasil mewawancarai manajer tim yang juga sesepuh Persika Fans. Wawancara melalui telepon Whatsapp, Irwan menjelaskan keadaan Persika hari ini.

Tak banyak yang berbeda dari apa yang diucapkan Koordinator Persika Fans, Medi, Irwan Setiawan mengatakan bahwa hari ini kondisi Persika dalam menghadapi kompetisi masih belum jelas. Ia juga mengatakan bahwa sejauh ini Persika Fans yang membiayai tim untuk daftar dalam kompetisi Liga 3 Provinsi Jawa Barat.

Dokumentasi istimewa

“Di tahun 2020, komisaris sudah angkat tangan, tidak mampu membiayai tim. Akhirnya Persika Fans menggalang dana,” kata Irwan saat diwawancarai pada Minggu, 8 Agustus 2021.

Kini Persika berada di Liga 3 Provinsi Jabar setelah pada tahun 2020 terdegradasi. Persika juga harus terdegradasi pada Liga 3 putaran nasional. Irwan juga menjelaskan tentang alur Liga yang harus ditempuh Persika. Ia mengatakan bahwa Liga 3 itu memiliki dua seri, yaitu seri nasional dan seri provinsi.

Setelah berhasil mendapat promosi dari Liga 3 nasional, tim berhak berlaga di liga 2 di tingkat nasional. Kemudian barulah tim bisa bermain di kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Persika bersama 23 tim lainnya akan memperebutkan tiket promosi ke Liga 3 nasional.

Namun, secara regulasi Irwan mengatakan bahwa di tingkat Liga 3 provinsi itu memiliki aturan yang berbeda. Pasalnya setiap provinsi memiliki tata cara dan regulasinya masing-masing.

“Masing-masing provinsi pelbagai macam polanya, ya tergantung provinsinya itu sendiri,” jelasnya.

Meski Liga 1 sudah menemukan titik terang, Liga 3 belum bisa menemukan kejelasan. Hal itu dikarenakan persebaran virus Covid-19 yang menghambat keberlangsungan kompetisi ini. Ia mengatakan biasanya sebelum pandemi, dua minggu setelah Liga 1 diselenggarakan, Liga 2 bergulir, dan beriringan dengan Liga 3 yang diselenggarakan oleh setiap provinsi.

Namun, lagi-lagi Irwan menyayangkan dengan nada terdengar pasrah, “Karena sekarang sedang dalam keadaan pandemi, akhirnya liga mengalami kemunduran, sehingga Liga 1 baru bisa dimulai pada tanggal 20 Agustus 2021 mendatang.”

Tak lama berselang, ia meneruskan kembali ucapannya, “Kemungkinan tanggal 4 atau 5 September Liga 2 dimulai, dan satu bulan lagi mungkin paling cepat baru diselenggarakan Liga 3 Provinsi,” ceritanya.

Irwan juga banyak bercerita mengenai persiapan Persika menghadapi kompetisi, ia berkata, “Persika perlu bebenah mulai dari kesiapan pemain, pelatih bahkan tim manajemen.” Ia terdiam sebentar, kemudian meneruskan ucapannya, meski dengan nada lebih lambat. “Namun Persika masih memiliki permasalahan dalam jajaran komisaris. Semenjak meninggalnya (Alm) Endro selaku komisaris yang masih membiayai Persika, tim asli Karawang ini tidak mendapatkan sokongan dana. Bahkan untuk mendaftarkan diri ke Liga 3 saja, melalui kumpulan dana yang dilakukan oleh fans.”

Abah Irwan sebisa mungkin mendesak komisaris untuk segera melakukan RUPS agar Persika memiliki kejelasan perihal statusnya yang kini dimiliki oleh siapa. Menurutnya, sampai saat ini ia tidak mendapatkan kejelasan tentang direksi Persika, siapa saja dan bagaimana. Menurutnya yang terlihat pada saat 2019 lalu hanya Saepul Riki, (Alm) Endro, dan Yusuf Mansyur saja. Sementara redaksi Kopipagi.id mendapatkan informasi bahwa ada lima orang lagi yang memiliki posisi sebagai direksi Persika.

“Semenjak (Alm) Endro meninggal, komisioner diambil alih oleh Saepul Riki,” kata Irwan. Saepul Riki juga mengatakan pada Abah Irwan bahwa akan segera membentuk manajemen baru. Namun sampai saat ini belum ada kepastian kapan akan dibentuknnya manajemen baru ini.

“Belum, kalo kejelasan dia (Saepul Riki) mau mengambil alih sih iya, tapi waktunya kapan dan siapa yang akan menjabat di manajemen baru ini belum ada,” ujarnya.

Abah Irwan juga mengatakan bahwa kesiapan pemain sudah matang, latihan terus dilakukan meskipun tidak di stadion Singaperbangsa karena masa PPKM. “Namun,” kata Irwan dengan nada yang berat, “Keinginan (Alm) Endro yang ingin mengontrak pemain di bulan Agustus ini tidak direalisasikan oleh Saepul Riki.”

Menurutnya, meski Liga 3 tidak mengharuskan pemain memiliki kontrak dengan manajemen, ia merasa memiliki beban moral. Pasalnya pemain dan pelatih bersama dengan manajemen dan fans berjibaku untuk mendorong Persika menjadi lebih baik.

Bahkan sempat ada orang yang menginginkan membeli saham Persika ketika masih dipegang (Alm) Endro. Abah Irwan masih bercerita, kini nada suaranya telah berubah menjadi terdengar tegas, “(Alm) Endro dan saya masih merasa bisa membawa Persika lebih baik. Saya juga percaya dengan penuh pada (Alm) Endro, karena merasa ialah orang Karawang, ia memiliki kecintaan pada Persika.”

Ia masih melanjutkan bercerita tentang komisaris yang selalu berjuang ini, “(Alm) Endro bilang pada saya bahwa akan ada orang yang membeli Persika, namun saya bilang jangan, saya juga percaya sama (Alm) Endro bisa membawa Persika.”

Dengan alasan itulah, Abah Irwan bersama Persika Fans mendorong komisaris untuk menyelenggarakan RUPS, agar kepastiannya jelas. Ia juga mengatakan bahwa Persika harus menentukan sikap, akan menunjuk siapa sebagai manajemen.

“Betul, kepastiannya seperti itu, karena kan ketika tidak ada (Alm) Endro, kepastian terkait Persika ini mau gimana, kan harus menentukan sikap,” Jelasnya.

Bahkan sampai pada saat tulisan ini dibuat, Saepul Riki enggan memberikan komentar terkait kejelasan Persika ke depannya akan seperti apa.

“Belum bisa, nanti nunggu ada kesepakatan dari para pemegang saham,” ujarnya saat ditanya melalui pesan Whatsapp.

Ia juga hanya membalas, “No comen.” Ketika dimintai sedikit pendapat tentang kondisi Persika saat ini. (Ian+Izal)

Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

KONI Karawang Target Masuk 10 Besar di Porprov Jabar 2022
Telisik

KONI Karawang Target Masuk 10 Besar di Porprov Jabar 2022

18 Mei 2022
Disparbud Karawang Curhat Anggaran Pemeliharaan Kampung Budaya Ditolak Dewan
Telisik

Disparbud Karawang Curhat Anggaran Pemeliharaan Kampung Budaya Ditolak Dewan

17 Mei 2022
Elf Lindas Pemotor di Tamelang, 7 Meninggal, 10 Luka
Telisik

Elf Lindas Pemotor di Tamelang, 7 Meninggal, 10 Luka

15 Mei 2022

Komentar

TERPOPULER

  • Satu Meninggal, Begini Kronologi Bentrok LSM di Karawang

    Satu Meninggal, Begini Kronologi Bentrok LSM di Karawang

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Polisi Ungkap Lima Tersangka Bentrok LSM, Tentara: Jangan Coba-coba Ganggu Keamanan

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Pengusaha Nasi Padang Gor Panatayuda Dibunuh Istri Pakai Jasa Pembunuh Bayaran

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Guru SD di Karawang Kulon Keguguran Diduga Karena Kekerasan Fisik dari Orangtua Murid

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Dua Anggota Ormas Diserang Orang tak Dikenal di Alun-alun, Satu Meninggal, Satu Kritis

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Tentang Kopipagi.ID
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan & Kerjasama
  • Karir

© 2021 kopipagi.id. All rights reserved

Tidak ditemukan
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Iklan dan Kerjasama
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi Kopi Pagi
  • Telisik

© 2021 kopipagi.id. All rights reserved

Jangan ditiru