Dalam rangka memperingati 1 Muharram, warga RT/RW 01/08 Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru mengadakan pengajian di musala Nurul Huda, Kamis, 2 September 2021. Pengajian diikuti hampir 60 orang itu membuat beberapa warga harus dirawat di rumah sakit dan puskesmas diduga akibat keracunan.
Warga yang diduga keracunan itu telah dibawa ke Rumah Sakit Izza, Rumah Sakit Abdul Radjak, Puskesmas Kotabaru, Puskesmas Cikampek Utara.
Yanto, salah keluarga korban mengatakan anak dan istrinya pun harus dirujuk ke Puskesmas Kotabaru. Pasalnya Kamis malam lalu setelah pengajian, anak dan istrinya muntah-muntah dan merasakan sakit perut yang luar biasa. Obat mag yang sempat Yanto berikan tidak mampu mengatasi sakit yang dirasakan.
“Saya beliin obat sakit perut tapi dimuntahin lagi, pas denger banyak yang dirawat, saya rawat aja anak sama istri saya,” ujar Yanto.
Sampai akhirnya Yanto membawa keluarga ke Puskesmas Kotabaru untuk dirawat. Kini keadaan anak dan istrinya tertidur lemah di ruang rawat inap. Infus yang menempel pada tubuh mereka membuat keadaannya semakin membaik, meski sakit perut yang mereka rasakan terus terasa.
Hingga saat ini, Puskesmas Kotabaru menerima 11 pasien yang diduga keracunan di rawat inap. Semuanya masih terkujur lesu akibat sakit yang dirasakan. Namun, dua pasien yang belum mendapatkan tempat inap, keduanya terlihat tertidur di ruang tunggu pasien akibat ruangan yang dimiliki Puskesmas Kotabaru sudah tidak cukup menampung pasien dugaan keracunan.
Dr. Sari Ali Astuti selaku Kepala Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) Kotabaru mengatakan, ia diminta Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk menerima pasien yang diduga keracunan makanan. Pasalnya pelayanan rawat inap karena rumah sakit dan puskesmas sudah tidak bisa menampung pasien yang diduga keracunan. Puskesmas Kotabaru menerima 11 pasien, dengan rincian 3 pasien di ruang IGD, 6 di ruang rawat inap dan sisanya belum mendapatkan ruangan.
Di tempat lain, Manajer Duty Rumah Sakit Izza yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa ada 4 korban yang sampai saat ini di rawat inap, sementara 8 korban yang masih ditangani di ruang IGD 2 Rumah Sakit Izza. 8 korban itu belum bisa mendapatkan tempat di ruang inap karena ruangan yang sudah penuh.
Saat ini korban yang diduga keracunan sedang dalam proses observasi, pasalnya pasien datang sudah dalam keadaan lemas dan dehidrasi dalam pengawasan dokter.
“Sedang observasi, karena yang datang keadaannya ada yang lemas dan dehidrasi, dokter sedang cek,” ujar Duty Manajer Rumah Sakit Izza.
Untuk mengonfirmasi jumlah warga yang diduga keracunan, kami mewawancarai Bayu Rahayu, Sekretaris Desa (Sekdes) Cikampek Utara. Ia mengatakanan korban yang diduga keracunan terdata di desa sekitar 35 orang, 11 orang di Puskesmas Kotabaru, 12 orang di Rumah Sakit Izza, 2 orang di Rumah Sakit Abdul Radjak, dan 2 Orang Karya Husada. Ia juga mengonfirmasi ada 1 warga setempat yang meninggal di Rumah Sakit Abdul Radjak pada Sabtu, 4 September sekitar jam tiga dini hari.
Ia mengatakan bahwa Puskesmas Cikampek Utara tidak memiliki ruang untuk rawat inap, sehingga yang bisa dilakukan hanya pertolongan pertama saja. Ada hampir sekitar 20 orang yang ditangani di Puskesmas Cikampek Utara. Ia juga menjelaskan, dengan banyaknya pasien yang harus ditangani, desa mengerahkan semua unitnya untuk bergerak, mobil desa dan ambulans juga dikerahkan untuk membantu mobilitas penjemputan pasien.
“Semua kita kerahkan, mobil, ambulans kita kerahkan karena ini bencana,” ujarnya.
Sampai saat ini sudah ada hampir 10 orang yang membaik dan di bawa ke rumah.
Bayu menceritakan hal lain, bahwa penanggungjawab yang juga turut membantu memasak kini telah berada di polsek setempat untuk dimintai keterangan. Selain itu, ia juga sudah ada perwakilan dari Puskesmas datang ke musala Nurul Huda untuk mencari keterangan asal muasal penyebab keracunan.
“Kini penanggung jawab yang juga ikut masak sedang berada di Polsek untuk dimintai keterangan,” ujarnya.
“Hampir ada sekitar 10 orang yang membaik ke rumah,” sambungnya.
Menurut penjelasan Bayu, kepala desa sudah melakukan kordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait musibah yang melanda warga Desa Cikampek Utara. Namun, terkait pembiayaan belum ada kejelasan sampai saat ini.
Sementara Endang Suryati, selaku aparatur desa, mengatakan bahwa jika permasalaannya luar biasa biaya akan ditanggung oleh pemerintah. Sehingga nanti setiap rumah sakit yang menampung pasien diduga keracunan bisa mengklaim ke Dinkes terkait pembiayaan. Ia juga berujar terkait pembiayaan akan ditanggung penuh oleh Dinkes Pemerintah Kabupaten Karawang.
“Warga jangan merasa bingung masalah biaya, insyaallah akan ditanggung semua oleh Dinkes Pemda,” jelasnya.
Di akhir wawancara dengan Bayu, ia mengatakan bahwa sampai hari ini ada sekitar 10 orang yang sudah membaik dan berada di rumah. Ia berharap agar ke depannya warga bisa jauh lebih hati-hati lagi dalam menyajikan konsumsi untuk peserta kegiatan.
Kepala Desa Cikampek Utara, Umar menuturkan, salah satu warganya sampai meninggal saat dunia saat dirawat di Rumah Sakit Izza. Korban saat ini sudah disemayamkan di Kampung Mekar Jaya, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Karawang.
Saat ini 15 dari total 30 warga masih menjalani perawatan. tiga di antaranya sedang dirawat intensif di Rumah Sakit Izza Cikampek. “Sisanya diperbolehkan pulang ke rumah,” kata Umar.
Kepada wartawan, Umar menyatakan pihaknya sedang mendata siapa saja yang hadir di acara pengajian dan sempat menyantap hidangan yang diduga terkontaminasi racun.
“Data yang mengikuti acara pengajian ada 60 orang, kami langsung menjemput warga yang kedapatan bergejalan keracunan,” sambung Umar.
Terpisah, Kapolsek Kotabaru, Iptu Tata Suhendar menambahkan, kepolisian sedang menangani kasus keracunan ini. Polisi sedang menyelidiki sumber makanan yang terkontaminasi racun.
“Sebagian korban sudah sembuh, namun ada warga yang masih menjalani perawatan di puskesmas. Untuk lebih lanjut, nanti kita infokan kembali,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Karawang, AKBP Aldi Subartono melalui Kasat Reskrim, AKP Oliestha Ageng Wicaksana menuturkan, petugas sudah mengambil sampel darah, urine, dan muntahan korban untuk diselidiki.
“Sampel tersebut kami kirim ke laboratorium forensik. Serta berkoordinasi dengan Puslabfor Polres untuk mengetahui kandungan dalam sampel tersebut,” kata Oliestha.
Menurut Oliestha, keracunan diduga berawal dari pengajian rutin ibu-ibu Majelis Taklim di musala Nurul Huda Kampung Baru Timur RT/RW 02/08, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang. Pengajian tersebut dihadiri sekitar 40 orang dan panitia menyediakan nasi boks yang dimasak bersama-sama oleh jemaah pengajian.
“Untuk menu makanan seperti nasi timbel, telur balado, tempe bacem, urap, sambel lalap selada putih, botok. Nasi boks dibawa pulang oleh masing-masing jemaah untuk dikonsumsi di rumah. Namun pada malam harinya beberapa warga yang telah mengkonsumsi nasi boks merasa lemas, pusing dan muntah-muntah,” ungkap Oliestha.
Komentar