Dua anggota ormas GMPI (Gerakan Militansi Pejuang Indonesia) jadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang tidak dikenal, Jumat (24/12) siang di depan kantor Pos Karawang, jalan Alun-alun Karawang, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat, Karawang.
Salah satu korban sempat meminta tolong kepada pengendara jalan. Korban yang bersimbah darah berjalan puluhan meter ke jembatan Alun-alun Karawang. Di sana, korban tergeletak sebelum kemudian dievakuasi ke RSUD Karawang.
Peristiwa itu diduga terjadi sekira waktu yang bersamaan dengan salat Jumat di Masjid Agung. Tak banyak warga yang tahu dan menyaksikan mengapa korban bisa berlumuran darah. Pedagang sepanjang tepi jalan jembatan hanya melihat korban tengah berjalan sempoyongan dalam keadaan separuh badan penuh darah beberapa puluh meter dari arah kantor pos. Kemudian korban berhenti tepat di ujung bibir jembatan, lumuran darah masih terlihat meski tampak bias setelah diguyur hujan.
Setelah rehat, korban menyeberang ke arah tepi jalan yang lain, kemudian terkapar. Di tempat ini juga masih nampak genangan, entah sisa guyuran hujan atau air biasa yang bercampur darah. Kurang lebih pukul empat sore, guyuran hujan belum juga menghilangkan jejak darah korban dari trotoar. Beberapa warga masih berkerubung dan saling tanya mengenai penyebab dan juga kronologis peristiwa itu bisa terjadi. Saat ini, warga menduga yang bersangkutan merupakan korban pengeroyokan.
Saat ditanya mengenai penyebab korban berlumuran darah, seorang pedagang nanas madu yang tak mau disebutkan namanya mengatakan kurang tahu banyak. “Kurang tahu, korban jalan dari arah seberang, terus nyebrang, terkapar di sini,” jelasnya sambil menunjuk kubangan air bercampur darah.
Di sekitar lokasi kejadian tampak terlihat juga petugas kepolisian. Namun belum sempat Kopipagi menanyai keterangan petugas, gerimis lebih dulu turun mengguyur, dan mobil petugas kepolisian meninggalkan lokasi.
“Saya melihat korban menyeberang, terus jatuh, langsung banyak orang ramai. (Korban) terkapar sekitar sepuluh menit. Terus langsung dibawa sama warga pakai mobil bak ke RSUD Karawang,” terang Endang Sujaya (43), saksi mata yang berprofesi sebagai pedagang. Dari apa yang ia lihat, korban hanya berjumlah satu orang.
Saat tim Kopipagi.id mendatangi RSUD Karawang, salah seorang korban sudah meninggal dunia. Satu yang lain dalam kondisi koma di IGD RSUD Karawang. Petugas mengatakan, pihak keluarga sedang dalam perjalanan untuk menjemput korban meninggal dunia.
Tim Kopipagi.id bertemu dengan Ali Husen di RSUD Karawang. Ali mengaku sebagai rekan korban yang berada di lokasi saat pengeroyokan terjadi.
“Saya abis salat Jumat, nongkrong di warung. Kami ngobrol di situ ada korban juga. Saya tidak tahu masalahnya apa, ada yang datang ke arah kami dari seberang jalan. Mereka ngobrol dengan korban, rada emosi. Tahunya dari samping, korban dibacok mukanya, saya refleks langsung pergi genggam tangan korban. (Kami) dikejar. Korban kena bacok (lagi), genggaman saya terlepas,” katanya.
Dari keterangan Ali, kedua korban masing-masing bernama Rifai dan Kacung. Rifai, korban yang ia genggam tangannya, meninggal dunia. Sedangkan Kacung kabur ke arah Galuh Mas. Tepat di depan asrama polisi, Kacung tergeletak.
Terpisah, kuasa hukum ormas GMPI, Dadi Mulyadi menuturkan, apa yang terjadi pada anggota GMPI adalah peristiwa penyerangan. Ia belum bisa menyimpulkan apa yang menjadi sebab diserangnya dua anggota GMPI.
“Namun GMPI bersikap, pertama kami belasungkawa kepada keluarga korban dan menyesalkan ada insiden tersebut. Terutama memberi dukungan kepada keluarga korban. Kedua, menginstruksikan seluruh jajaran dan anggota GMPI untuk tidak terprovokasi agar permasalahan tidak meluas. Ketiga mengawal pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan menangkap segera pelaku,” tutup Dadi.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana menuturkan pihaknya masih menyelidiki kasus ini.
“Minta waktu ya,” katanya.
Komentar