KopiPagi.ID
  • Telisik
  • Tajuk Rencana
  • Tulisan Pembaca
  • Opini
  • Cerpen
  • Podcast
  • Telisik
  • Tajuk Rencana
  • Tulisan Pembaca
  • Opini
  • Cerpen
  • Podcast
Tidak ditemukan
Lihat semua hasil
KopiPagi.ID
Beranda Telisik

Beberapa Menit Setelah Api Padam di Ponpes Miftahul Khoirot

Redaksi oleh Redaksi
23 Februari 2022
A A
Beberapa Menit Setelah Api Padam di Ponpes Miftahul Khoirot
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Lima ratus meter dari Pondok Pesantren Miftahul Khoirot jalanan ditutup warga, hanya sepeda motor dan pejalan kaki yang bisa melintasi Jalan Singaperbangsa, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon.

Pukul lima sore kami tiba, dan sudah tak ada asap yang membumbung di langit, dari kejauhan tampaknya sumber api telah padam. Tapi lalu-lalang masih berlangsung. Jelas juga terlihat para santri di tepi jalan bersama para keluarganya membawa tas ransel besar. Sebagian orang menangis di tepi jalan, sebagian tengah saling menenangkan. Sebagian yang lain tak sadarkan diri.

Api sudah padam saat menjelang ashar, puluhan sepeda motor berhenti, terus memadati di sekitar tepi pagar pesantren. Di balik pagar pesantren, sisa tanah basah, jejak kaki, dan reruntuhan bangunan bekas terbakar memunculkan pertanyaan bagi para keluarga santri yang menitipkan harapan anaknya menjadi seorang hafiz Al-Quran.

Di beberapa warung terlihat rombongan keluarga, entah berasal dari mana, satu-satunya yang mereka nantikan ialah kepastian jawaban keberadaan sang anak. Di sisi lain terlihat para ibu dan bapak menangis, menjerit, dan tak sedikit juga mereka yang pingsan melihat kondisi pesantren.

Baca Juga

KONI Karawang Target Masuk 10 Besar di Porprov Jabar 2022

Disparbud Karawang Curhat Anggaran Pemeliharaan Kampung Budaya Ditolak Dewan

Elf Lindas Pemotor di Tamelang, 7 Meninggal, 10 Luka

Polisi Dalami Kemungkinan Korban Dibunuh dalam Kasus Bocah S

Warga setempat kian terus memadati jalur yang ukurannya tak lebih dari jalur untuk dua mobil. Polisi dan TNI, serta para aparatur pemerintahan di tingkat desa dan kecamatan terus berlalu lalang, saling memastikan kondisi terkini.

Di salah satu titik kerumunan, datang seorang bapak berkaus merah asal Kabupaten Subang. Ia baru tiba beberapa menit lalu dan menangis karena kabar tentang anaknya yang berumur tujuh tahun belum ia dapatkan. Ia datang seseorang diri dari Kecamatan Blanakan saat mendapati kabar pesantren tempat anaknya menimba ilmu agama terbakar.

Ia bertanya-tanya pada tiap kerumunan, kepada siapa ia bisa mendapat kepastian. Salah seorang warga menunjukkan arah kerumunan lain yang menjadi titik kumpul informasi awal. Sebelum pergi, ia menyebutkan nama anaknya berisinial RA.

Tak lama setelah kepergian itu, seorang warga lain datang membawa daftar nama korban meninggal dunia atas tragedi kebakaran. Nama teratas yang tertulis ialah nama anak sang bapak berkaus merah asal Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang.

Kebakaran di Pondok Pesantren Miftahul Khoirot menewaskan delapan siswa yang rata-rata masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Senin (21/02/22). Terdapat tiga korban selamat yang saat ini tengah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Karawang. Kebakaran dipicu konsleting listrik dari kipas angin di salah satu kamar di lantai dua.

Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono menyebutkan informasi awal yang didapat oleh kepolisian adalah kebakaran bermula pada pukul satu siang. Kipas angin yang rusak memercikkan api, kemudian membakar kasur di salah satu kamar, dan membakar struktur bangunan yang rata-rata berbahan dasar kayu.

“Posisi korban (meninggal) posisi semua ada di lantai dua (satu kamar) yang sedang melaksanakan istirahat siang,” ujar Aldi.

Setelah magrib menjelang, keramaian mulai membubarkan diri untuk melakukan salat. Setelahnya, kepadatan penduduk tidak seperti sebelumnya. Beberapa mulai pulang, dan lalu lintas mulai berjalan lancar. Hanya tersisa para keluarga santri, dan juga warga setempat yang rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian.

Saat istirahat di salah satu warung, seorang pria mengatakan bahwa empat dari delapan korban ditemukan tengah berpelukan.

Ya Tuhan, betul-betul sulit untuk menjaga jarak perasaan dengan tulisan ini. Kami sempat menumpang buang air kecil di toilet pesantren. Jejak kaki mondar-mandir masih terlihat jelas. Tak sulit membayangkan apa yang terjadi di tempat ini.

Guna mencari tahu kejadian di lapangan, kami coba mewawancarai Hilman Faqih warga setempat yang turut membantu memadamkan api.

Sebelumnya Hilman mendapatkan telepon dari temannya yang menginformasikan bahwa Pondok Pesantren Miftahul Khoirot terbakar. Lantas ia keluar untuk mengecek lokasi, selama perjalanan ia melihat kepulan asap hitam yang berasal dari arah yang ingin ia tuju.

Setelah sampai di lokasi, kemudian ia pergi ke pom bensin terdekat untuk meminjam Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Hilman butuh 20 menit karena alur perizinan dan proses belajar cara memakai APAR yang cukup memakan waktu, api telah membesar. Dengan sigap ia langsung memadamkan api yang berada di pekarangan dan mengevakuasi beberapa santri.

“Tau-taunya sudah besar, kita kurang tau kalo di atas ada orang, tau-taunya pas udah padam terus kita masuk ke dalam, ternyata ada korban,” jelas Hilman.

Selama ia melakukan evakuasi, banyak orang yang meminta tolong, menjerit dan menangis untuk meminta segera dievakuasi karena barang-barang dan jiwanya terancam.

Sangkaan Hilman mungkin saja yang berada di lantai dua tersebut tidak terdengar suaranya karena suara bising yang ada di halaman pondok pesantren. Setelah dua jam proses masa evakuasi dan pemadaman api, barulah kemudian Hilman dan yang lainnya masuk untuk melakukan cek lokasi ke lantai dua.

Kondisi ruangannya parah, sisa kayu terbakar terlihat di mana-mana. Noda dinding bekas api pun tampak menghitam. Puing-puing dan segalanya yang luruh dilalap api berserakan. Termasuk para korban.

Keterangan lain didapat dari Penyuluh Agama Islam Cilamaya Kulon, Sri. Sri mendapat keterangan langsung dari pengasuh pondok pesantren.

Kata Sri, penyebab utama kebakaran memang korsleting listrik.

“Korsleting listrik, kabel listrik itu sama salah satu anak dikeprak (dipukul), terus muncul percikan api. Percikan api menyambar botol minyak kayu putih, terus menyambar kasur. Api kemudian membesar. Kobaran api paling besar itu di pintu keluar dekat ke arah tangga,” kata Sri.

Saat itu para santri di lantai dua sedang tidur siang. Ia mengakui di pesantren itu memang ada kewajiban tidur siang bagi para santri.

Sebagian santri berhasil menyelamatkan diri sebelum api membesar. Namun delapan santri yang tinggal sekamar tidak bisa keluar. Api keburu membesar melahap bangunan lantai dua yang didominasi kayu.

“Jendela pakai teralis, tidak bisa keluar (lewat jendela),” kata Sri, pendek.

Rasanya sungguh sulit untuk tidak membayangkan sekian kecil kejadian memilukan seperti ini. Pintu keluar terbakar, jendela sebagai jalur evakuasi ternyata dipasang teralis. Sekian anak terjebak di sana, sementara api terus menyebar.

Salah satu keluarga korban bahkan hari ini berencana untuk melakukan ibadah umroh bersama-sama. Senin lalu (22/02/22) rombongan keluarga tersebut datang ke tempat kejadian. Entah seperti apa perasaannya bila hari ini tengah berada di perjalanan menuju tanah suci.

Di tempat terpisah, kami mewawancarai Darwan ketua karang taruna setempat yang diminta pemilik pondok pesantren untuk membawa korban ke RSUD. Darwan mengatakan bahwa informasi yang sampai padanya masih simpang siur. Ia membawa beberapa korban menuju ke RSUD, ia mengkonfirmasi bahwa benar korban meninggal berjumlah delapan orang dan korban luka bakar sebanyak tiga orang.

“Belum jelas ya, ada yang dari gas, kipas angin, mainan kayu putih dibakar katanya, kalo saya tanya ade yang lagi tidur itu jadi katanya gak jelas,” kata Darwan saat dimintai keterangan sumber kebakaran.

Muchtar Hanafi bapak salah satu korban mendapat informasi pondok pesantren terbakar dari salah satu akun Facebook. Ketika ia mendapat informasi tersebut dan merasa bahwa itu anaknya, ia langsung segera menuju ke Ponpes.

“Ketika sampai kan banyak mobil pemadam tuh, terus saya dikasih tau sama gurunya katanya langsung ke RSUD aja, jadi saya langsung ke sini,” pungkas Muchtar Hanafi.

Bupati Cellica Nurrachdiana turut hadir malam itu, dan mengungkapkan rasa belasungkawa atas kejadian kebakaran yang terjadi pada salah satu pengelola Pondok Pesantren Miftahul Khoirot. “Saya berduka atas musibah yang menimpa para santri,” ujar Cellica.

Kedelapan santri korban kebakaran tersebut, diketahui sudah teridentifikasi datanya, yakni sebagai berikut:

1. RA (7) – Warga Kabupaten Subang
2. AFG (11) – Warga Kabupaten Subang
3. As (12) – Warga Cikampek, Kabupaten Karawang
4. M (10) – Warga Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang
5. MFW (13) – Warga Wadas, Kabupaten Karawang
6. MR (13) – Warga Rawagempol, Kabupaten Karawang
7. MAM (12) – Warga Gandok Pedes
8. Masih diidentifikasi.

Sementara, untuk korban yang mengalami luka-luka, hingga saat ini yang terdata ada tiga orang, yakni MR, A, dan R.

Kini aktivitas di pesantren diliburkan untuk sementara waktu. Dalam perjalanan pulang hujan mengguyur, cukup deras dan lama. Seandainya, seandainya saja.

Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

KONI Karawang Target Masuk 10 Besar di Porprov Jabar 2022
Telisik

KONI Karawang Target Masuk 10 Besar di Porprov Jabar 2022

18 Mei 2022
Disparbud Karawang Curhat Anggaran Pemeliharaan Kampung Budaya Ditolak Dewan
Telisik

Disparbud Karawang Curhat Anggaran Pemeliharaan Kampung Budaya Ditolak Dewan

17 Mei 2022
Elf Lindas Pemotor di Tamelang, 7 Meninggal, 10 Luka
Telisik

Elf Lindas Pemotor di Tamelang, 7 Meninggal, 10 Luka

15 Mei 2022

Komentar

TERPOPULER

  • Satu Meninggal, Begini Kronologi Bentrok LSM di Karawang

    Satu Meninggal, Begini Kronologi Bentrok LSM di Karawang

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Polisi Ungkap Lima Tersangka Bentrok LSM, Tentara: Jangan Coba-coba Ganggu Keamanan

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Pengusaha Nasi Padang Gor Panatayuda Dibunuh Istri Pakai Jasa Pembunuh Bayaran

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Guru SD di Karawang Kulon Keguguran Diduga Karena Kekerasan Fisik dari Orangtua Murid

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Dua Anggota Ormas Diserang Orang tak Dikenal di Alun-alun, Satu Meninggal, Satu Kritis

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Tentang Kopipagi.ID
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan & Kerjasama
  • Karir

© 2021 kopipagi.id. All rights reserved

Tidak ditemukan
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Iklan dan Kerjasama
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi Kopi Pagi
  • Telisik

© 2021 kopipagi.id. All rights reserved

Jangan ditiru