KopiPagi.ID
  • Telisik
  • Tajuk Rencana
  • Tulisan Pembaca
  • Opini
  • Cerpen
  • Podcast
  • Telisik
  • Tajuk Rencana
  • Tulisan Pembaca
  • Opini
  • Cerpen
  • Podcast
Tidak ditemukan
Lihat semua hasil
KopiPagi.ID
Beranda Tajuk Rencana

Hari Pers Nasional 2022: Lebih Cepat Naik, Tidak Berarti Lebih Baik

Redaksi oleh Redaksi
9 Februari 2022
A A
Hari Pers Nasional 2022: Lebih Cepat Naik, Tidak Berarti Lebih Baik
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Hari Pers Nasional (HPN) selalu dirayakan dengan megah gempita. Perayaan HPN 2022 secara nasional diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Reklame ucapan, spanduk, tenda, bertebaran di Kendari. Perayaan yang tidak kalah gempita juga diselenggarakan di tingkat provinsi masing-masing. Tingkat kabupaten/kota pun tidak ketinggalan, ikut merayakan HPN.

Pertanyaannya: perlukah kita, wartawan, merayakan HPN besar-besaran? Perlukah kita merayakan kebebasan pers di tengah belenggu klasik profesi pers Indonesia: upah rendah, ancaman dipenjara, dan kapitalisme perusahaan pers?

Kami wartawan secara sadar dan waras mengakui kalau kualitas jurnalistik di Indonesia mengalami kemunduran. Tentu internet–dan perilaku penggunanya–yang mendangkalkan “depth reporting” bukan satu-satunya penyebab.

Dalam bekerja, kami kadang abai dengan kedalaman berita dan kaidah nilai berita. Kami harus berkejaran dengan waktu mengejar “jam tayang”. Lebih cepat naik, lebih baik. Di lapangan, kami bersaing dengan rekan seprofesi untuk secepat-cepatnya mengabarkan berita ke mata pembaca. Kami tahu, cepat-cepat mengabarkan, sedikit banyak bakal mengaburkan.

Baca Juga

Lagi, Perumdam Tirta Tarum Karawang Raih BUMD Awards 2022

Demi Masa, Tak Cukup Disebut Juru Tulis

Wartawan Karawang dan Pandemi: Tetap Mengabarkan, Bukan Mengaburkan

Puncak Komedi, Belum Sebulan, Jembatan 10 Miliar Ambles

Penyebab utama dan satu-satunya pendangkalan kualitas jurnalisme Indonesia adalah kapitalisasi media. Pemilik media melakukan hegemoni dengan memiliki lebih dari satu kantor berita, mendesak redaktur menaikkan berita lebih banyak dan lebih cepat dari media saingan. Kami, wartawan di lapangan yang jadi struktur terakhir alias ujung tombak sistem ini mau tak mau dipaksa memilih: tunduk pada sistem, atau hengkang dari industri pers.

Belum lagi ada Google dan produk adsense-nya. Kehadiran adsense di Indonesia tanpa pengawasan dan regulasi ketat dari pemerintah pusat mampu menyeret kue iklan milik perusahaan media. Dulu, omzet perusahaan media berasal dari iklan dan penjualan koran. Sekarang di era internet, koran tidak laku dijual dan perusahaan tidak mungkin menarik ongkos berlangganan ke pengunjung situs media daring. Sementara iklan lari ke adsense. Ditambah kehadiran influencer media sosial dan youtuber yang punya audiens spesifik. Satu per satu kantor media rubuh karena jangankan menarik omzet, biaya operasional pun tidak terbayar.

Kantor media yang bertahan, secara gagap dan kalut mencoba menyesuaikan zaman. Karena gugup, apa saja digarap. Termasuk laporan “live” via media sosial, berita gosip–yang dulu jadi wilayah abu-abu bagi jurnalistik–dikutip sebagai “headline” berita, dan lain sebagainya. Semua demi mengejar klik agar adsense bertambah.

Di tengah itu semua, redaksi Kopipagi.id lahir. Kami mengabaikan adsense. Kami tidak peduli berita kami dibaca banyak orang atau tidak. Yang kami tahu, jurnalisme harus berbobot. Bernas.

Itu mengapa, dalam sehari kami paling banyak menaikkan tiga berita. Kami ingin menghadirkan berita berkualitas ke pembaca setia kami tidak peduli konsekuensi apa pun yang ke depan bakal menimpa.

Kami ingin menulis berita bukan dari sesuatu yang viral. Kami tidak mau terjebak pada kabar bombastis. Lebih dari itu kami ingin memberikan mikrofon kami ke masyarakat pinggir. Orang-orang yang selama ini suaranya tidak terdengar dalam ingar-bingar pembangunan. Biar mereka bicara. Biar mereka menyampaikan keluhan mereka.

Doakan kami tetap kuat dan bertahan, ya. Karena kami ingin mengabarkan, bukan mengaburkan.

Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Lagi, Perumdam Tirta Tarum Karawang Raih BUMD Awards 2022
Tajuk Rencana

Lagi, Perumdam Tirta Tarum Karawang Raih BUMD Awards 2022

21 April 2022
Gedung Pemkab Disegel Mahasiswa: Tuntut Evaluasi Program Karawang Cerdas
Tajuk Rencana

Demi Masa, Tak Cukup Disebut Juru Tulis

28 Februari 2022
Wartawan Karawang dan Pandemi: Tetap Mengabarkan, Bukan Mengaburkan
Tajuk Rencana

Wartawan Karawang dan Pandemi: Tetap Mengabarkan, Bukan Mengaburkan

27 Februari 2022

Komentar

TERPOPULER

  • Satu Meninggal, Begini Kronologi Bentrok LSM di Karawang

    Satu Meninggal, Begini Kronologi Bentrok LSM di Karawang

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Polisi Ungkap Lima Tersangka Bentrok LSM, Tentara: Jangan Coba-coba Ganggu Keamanan

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Pengusaha Nasi Padang Gor Panatayuda Dibunuh Istri Pakai Jasa Pembunuh Bayaran

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Guru SD di Karawang Kulon Keguguran Diduga Karena Kekerasan Fisik dari Orangtua Murid

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Dua Anggota Ormas Diserang Orang tak Dikenal di Alun-alun, Satu Meninggal, Satu Kritis

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Tentang Kopipagi.ID
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan & Kerjasama
  • Karir

© 2021 kopipagi.id. All rights reserved

Tidak ditemukan
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Iklan dan Kerjasama
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi Kopi Pagi
  • Telisik

© 2021 kopipagi.id. All rights reserved