KopiPagi.ID
  • Telisik
  • Tajuk Rencana
  • Tulisan Pembaca
  • Opini
  • Cerpen
  • Podcast
  • Telisik
  • Tajuk Rencana
  • Tulisan Pembaca
  • Opini
  • Cerpen
  • Podcast
Tidak ditemukan
Lihat semua hasil
KopiPagi.ID
Beranda Opini

Ole Terlalu Naif, Sepak Bola Menjadi Membosankan

Redaksi oleh Redaksi
28 Oktober 2021
A A
Ole Terlalu Naif, Sepak Bola Menjadi Membosankan

Ilustrasi

Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Baca Juga

Hari Raya Akan Tiba, Mari Belanja Produk Kita Sendiri

Puncak Komedi, Belum Sebulan, Jembatan 10 Miliar Ambles

Valencya berjuang melawan Patriarki dan Mafia Hukum

Hore, Banjir Telah Tiba

Pendukung Manchester United berhak kecewa atas kekalahan tim kesayangannya melawan Liverpool pada Minggu, 24 Oktober lalu. Jika kamu pendukung Manchester United, kamu berhak malu atas kekalahan tersebut, pasalnya Liverpool berhasil membantai dengan 5 gol tanpa balas. Dari kekalahan tersebut, kamu akan habis dirundung beberapa kawan dalam sepekan ke depan, bersabarlah, tim kesayanganmu memang sedang dalam keadaan sakit parah.

Ole menerapkan High Pressing sejak menit pertama pertandingan, ia juga menempatkan Ronaldo sebagai False 9 yang sekaligus menjadi Target Man. Namun, taktik yang diterapkan Ole tersebut tidak semulus yang dikira. Struktur High Pressing yang dibangun oleh Ronaldo dan dibantu Bruno dan Greenwood memiliki masalah, jarak antar lini pertahanan terlalu jauh, sehingga pertahanan tidak maksimal.

Terlihat beberapa kali lini tengah pertandingan berhasil dikuasai oleh Henderson yang lihai memberi umpan. Selain itu juga, komunikasi antara Fred dan Mctominay tidak baik, membuat keduanya kurang apik dalam mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh Bruno dan Greenwood.

Rasanya Ole terlalu naif menerapkan skema High Pressing, mengingat Liverpool memiliki komposisi pertahanan yang solid dan baik secara individu. Dengan dimasukannya Konate oleh Klopp berhasil membuat aliran bola cepat bergeser. Sehingga pergeseran yang cepat itu kerap kali menyulitkan pemain Manchester United.

Penerapan skema yang dilakukan oleh pelatih selalu menghasilkan kelemahan. Namun, pelatih akan mencari akal untuk menutup kelemahan tersebut, selayaknya High Pressing yang diterapkan oleh Ole juga memiliki kelemahan. Skema yang dipilih Ole akan membuat antar lini menjadi berjarak dan pertahanan menjadi melebar. Dengan begitu, taktik tersebut membuat pemain akan kesulitan untuk menutup sisi kosong pertahanan.

Seperti yang terjadi pada gol Kieta di babak pertama, kita melihat bagaimana dengan mudahnya sisi kanan pertahanan Manchester United dieksploitasi oleh Liverpool. Lindelof memiliki jarak yang sangat jauh dengan Wan Bissaka yang mengikuti pergerakan Jota, sehingga Robertson dengan mudah memberi ruang pada Firmino dan Salah, sehingga gol bisa terjadi dengan sangat mudah.

Shaw dan Maguire kebingungan untuk menutup pergerakan pemain Liverpool yang memiliki kecepatan di atas rata-rata, itu juga menjadi kelemehan bagi lini pertahanan dengan skema High Pressing. Mengingat pemain-pemain yang berada di lini pertahanan Manchester United kerap kali tidak bisa mengimbangi kecepatan lawan. Diperburuk dengan rotasi pemain di lapangan yang tidak berjalan sebagaiamana mestinya.

Lini depan Manchester United juga kurang berkontribusi dalam melakukan pertahanan. Sehingga High Pressing tidak teroganisir dengan sangat baik. Tentu saja itu akan membuat rapuh pertahanan tim.

Sementara Klopp cukup cermat dalam memprediksi permainan, sehingga skema yang diterapkan seringkali berjalan dengan sangat baik. Memasukan Kieta dan Konate terlihat sangat mengubah permainan Liverpool, meski tidak terlalu banyak skema yang berganti, namun kontribusi kedua pemain tersebut jelas terasa. Jota juga bermain cukup apik, terlihat ia beberapa kali berhasil mengelabui Wan Bissaka yang sering meninggalkan posnya.

Pilihan Kyai Haji Ma’aruf Amin

Seperti dikatakan di atas, permainan Manchester United memang sedang menurun. Komposisi pemain yang tidak merata dalam kemampuan individu dan skema permainan yang tidak menentu menjadi salah satu dari sekian banyak faktor kekurangan tim. Selain itu juga pelatih yang dirasa tidak mumpuni dalam menangani tim sebesar itu menjadi alasan para fans tidak puas dengan hasil di setiap musimnya.

Meski Manchester United dalam 5 musim belakang ini selalu berada di peringkat 6 besar, namun tim musuh bebuyutannya selalu lebih baik. Hal ini menjadi gengsi pendukung The Reds Devils dengan fans tim lainnya dalam sesama pencinta sepak bola Inggris.

Bahkan beberapa fans Manchester United memilih untuk meninggalkan tim kesayangannya itu dan mencintai tim sepak bola lain. Meski di zaman sekarang fans seperti itu disebut sebagai fans kardus, tapi wajar saja, siapa juga yang mau bertahan meski sudah beberapa kali dibuat kecewa. Mereka menunggu dengan waktu yang lama agar Manchester United ini bermain lebih baik, meski tidak sedikit yang sampai saat ini fans Manchester United yang memilih bertahan dengan kecintaanya bersama tim, bagi kami tidak ada yang salah, meski cukup menggelikan.

Contohnya saja Wakil Presiden Kyai Haji Ma’ruf Amin memilih Liverpool ketimbang Manchester United hanya karena The Reds lebih sering menang. Coba kalian pertimbangkan lagi, Kyai Ma’ruf Amin yang memiliki kepintaran luar biasa dan daya analisis yang baik bisa dengan mudahnya berpindah memilih tim sepak bola jagoannya. Ini bukan akal-akalan penulis, ia mengatakannya sendiri ketika wawancara eksklusif di salah satu media televisi nasional.

Dalam video yang diunggah pada 19 Oktober 2019 di YouTube ketika disuruh memilih Manchester United atau Liverpool, ia lebih memilih Liverpool hanya karena “Sekarang kan yang sering menang Liverpool”. Tentu saja ia memilih Liverpool dengan pikiran yang realistis, wajar terjadi dan tidak sepatutnya diperdebatkan. Lagian siapa juga yang mau mendukung dan setia pada kekalahan.

Tentu selama ini ia melihat bagaimana Manchester United bermain, kekalahaan yang tidak bisa diterima membuat mudah saja orang nomer dua di Indonesia ini memilih tim yang lain. Permainan yang membosankan membuat menikmati sepak bola di umur yang sekian tahun ini menjadi tidak bisa diterima.

Meski kini Ronaldo, pemain yang selalu dibanggakan oleh fans The Red Devils itu kembali, tetap saja tidak membuat realita berbalik–Manchester United tetap membosankan.

Mungkin ada beberapa bagian dalam masa perjalanan taubat Manchester United tidak disaksikan oleh Kyai Haji Ma’ruf Amin, namun sepak bola adalah hiburan. Menyaksikan laga pertandingan harus dalam suasana yang menyenangkan dan bahagia.

Atau mungkin, Kyai Haji Ma’aruf Amin memilih Liverpool sebagai tim pilihannya karena julukan Manchester United adalah The Red Devils yang artinya setan merah. Sementara dalam agama islam, setan merah sangat dibenci. Setan atau iblis dalam agama islam tentu saja harus dihindari dan dibenci, sebab dirasa akan membawa umat ke jalan yang melenceng dari agama.

Namun jika betul alasannya begitu, tentu itu menjadi pertanyaan, pasalnya julukan Liverpool adalah The Reds yang berarti merah. Sementara ia lebih suka dengan warna hijau, ini menjadi kontradiktif dan penuh pertanyaan. Sebetulnya ia lebih memilih suka warna hijau atau warna merah.

Meski begitu, ketika reporter media televisi bertanya “suka warna merah, kuning, atau hijau?” Kyai Haji Ma’aruf Amin dengan jelas menjawab “semuanya dirangkul” sambil tertawa. Mungkin itu adalah jawaban atas pertanyaan di atas.

Jadi kesimpulannya, baik Manchester United atau Liverpool, Kyai Haji Ma’aruf Amin tetap mencintai sepak bola. Ia akan terus menonton sepak bola meski kini ia tidak memiliki banyak waktu luang untuk melakukan itu. Ia juga akan tetap mendukung tim sepak bola pilihannya, tentu saja tim yang selalu menang dan juara.

Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Hari Raya Akan Tiba, Mari Belanja Produk Kita Sendiri
Opini

Hari Raya Akan Tiba, Mari Belanja Produk Kita Sendiri

26 April 2022
Soal Jembatan Rusak 10 Miliar, Eksekutif-Legislatif Kompak: Tidak Ada Masalah
Opini

Puncak Komedi, Belum Sebulan, Jembatan 10 Miliar Ambles

23 Januari 2022
Valencya berjuang melawan Patriarki dan Mafia Hukum
Opini

Valencya berjuang melawan Patriarki dan Mafia Hukum

23 November 2021

Komentar

TERPOPULER

  • Satu Meninggal, Begini Kronologi Bentrok LSM di Karawang

    Satu Meninggal, Begini Kronologi Bentrok LSM di Karawang

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Polisi Ungkap Lima Tersangka Bentrok LSM, Tentara: Jangan Coba-coba Ganggu Keamanan

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Pengusaha Nasi Padang Gor Panatayuda Dibunuh Istri Pakai Jasa Pembunuh Bayaran

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Guru SD di Karawang Kulon Keguguran Diduga Karena Kekerasan Fisik dari Orangtua Murid

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Dua Anggota Ormas Diserang Orang tak Dikenal di Alun-alun, Satu Meninggal, Satu Kritis

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Tentang Kopipagi.ID
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan & Kerjasama
  • Karir

© 2021 kopipagi.id. All rights reserved

Tidak ditemukan
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Iklan dan Kerjasama
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi Kopi Pagi
  • Telisik

© 2021 kopipagi.id. All rights reserved