KopiPagi.ID
  • Telisik
  • Tajuk Rencana
  • Tulisan Pembaca
  • Opini
  • Cerpen
  • Podcast
  • Telisik
  • Tajuk Rencana
  • Tulisan Pembaca
  • Opini
  • Cerpen
  • Podcast
Tidak ditemukan
Lihat semua hasil
KopiPagi.ID
Beranda Cerpen

Hikayat Seorang Pembisik Sang Ratu yang Mendapat Tiket ke Surga

Redaksi oleh Redaksi
20 September 2021
A A
Hikayat Seorang Pembisik Sang Ratu yang Mendapat Tiket ke Surga
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Dalam sebuah koran cetak Demik, di bawah jargon “Berharga Untuk Dibaca” tertulis tajuk utama di halaman pertama, Ratu Kerajaan Beling Komitmen Pertahankan Daerah Lumbung Padi, kabar dalam media itu memberikan angin segar bagi para pekerja tani Kerajaan Beling. Sebab selama ini mereka merasa tak pernah diperhatikan oleh sang Ratu. Melalui satuan Kerajaan dengan Rakyat atau biasa disebut Jakar Berkerak yang dikepalai Rafauda Firaun, program baru ini akan menyampaikan segala pendapat maupun keluhan pekerja tani maupun masyarakat secara keseluruhan di dataran Kerajaan Beling kepada yang mulia.

Satuan yang dibuat langsung atas keputusan Ratu Beling ini juga ke depannya akan terhubung dengan berbagai macam Markas-Markas Kerajaan Beling, misalnya Markas Pertanian, Markas Pangan, Markas Kelautan, Markas Pegunungan, dan segala Markas lainnya. Dalam hal tajuk di atas tadi, Markas Pertanian juga turut serta mendukung keinginan yang mulia. Karenanya Organisasi Markas Kerjaan yang satu ini akan membantu para pekerja tani dengan memberi subsidi pupuk untuk menanam padi. Tentu tak hanya itu, beberapa satuan lainnya juga akan memberikan dukungan lain, misalnya aliran untuk air, bibit, peralatan dan segala kebutuhan para pekerja tani. 

Ratu berkomitmen untuk mempertahankan daerah penghasil padi sebab kerajaannya sekarang ini memiliki potensi sebagai penyangga pangan bagi kerajaan-kerajaan lainnya di Tanah Datar. Lebih-lebih, dengan luas lahan pertanian sebanyak 95 ribu hektare, meski sektor tersebut berada di tengah-tengah industrialisasi di Kerajaan Beling, lumbung padi masih menjadi salah satu penyangga pendapatan kerajaan. Tentu saja bukan hanya itu, sebab bersamaan dengan berita tadi, muncul juga peraturan bertajuk Wilayah Pangan Pertanian Berkelanjutan (WP2B) yang mencatat jelas tata ruang Kerajaan Beling untuk menjaga produksi padi di bawah tanda tangan Ratu Beling.

Kabar baik itu membuat pekerja tani, maupun petani kaya yang memiliki sawah baik yang kurang dari satu hektare maupun puluhan dan ratusan hektare menjadi senang. Biaya produksi untuk membeli pupuk kini bisa disishkan sedikit untuk keperluan lainnya. Kekeringan, lahan sempit, harga murah, banjir, bahkan cangkul patah sekalipun kini bisa diadukan ke Ratu Beling melalui Rafauda Firaun di satuan Kerajaan Dengar Rakyat. 

Baca Juga

Hari Raya Akan Tiba, Mari Belanja Produk Kita Sendiri

Nama Julukan

Puncak Komedi, Belum Sebulan, Jembatan 10 Miliar Ambles

Nasi Uduk Monyet

Hari itu tak pernah Rafauda Firaun kira, ponselnya yang terhubung dengan akun e-mail aduan akan berdering berkali-kali. Seminggu setelah berita itu muncul, kemudian pupuk subsidi mulai diedarkan, di sisi kanan atas aplikasi itu muncul angka 999+. Notifikasinya sangat penuh, “tring tring tring” bunyi dan getaran surat aduan ini terus menyala di saku paha celananya. Ia sampai-sampai mengira lemak di pahanya bisa terbakar jika ia terus simpan ponselnya selama satu hari penuh karena getaran notifikasi.

Mula-mula ia membaca salah satu surat yang masuk secara acak, “Subsisi Gadungan” kira-kira begitu judul dari surat yang ia pilih. Dalam pesan itu tertulis bahwa program subsidi pupuk yang diberikan kerajaan ternyata harganya jauh lebih mahal daripada yang sering digunakan oleh pekerja tani. Disebutkan juga, memang pupuk subsidi itu dipercaya dapat membuat tanaman padi lebih subur, hanya saja, sebagai penyewa lahan sawah, pengirim surat itu mengaku semakin kesulitan. 

Disebutkan juga bahwa keuntungannya selama satu masa panen memang mencapai angka dua puluh juta per satu hektare. Tapi menyewa sawah per satu kali musim panen itu bisa mencapai tujuh hingga delapan juta. Belum lagi persiapan dan kebutuhan selama persiapan, hingga penanaman, dan panen kira-kira buruh tani sepertinya ini bisa menghabiskan uang sebanyak enam hingga tujuh juta. Kalau dihitung-hitung, dengan masa panen enam bulan sekali, sisa dari pengeluaran tiga belas hingga empat belas juta, per bulan pekerja tani hanya punya uang satu juta per bulan untuk menghidupi keluarga dan memenuhi kebutuhan lainnya.

Pengirim pesan keluhan ini justru semakin heran, sebab perusahaan yang pupuknya digunakan untuk subsidi ini ternyata milik salah satu anggota parlemen Kerajaan Beling. Rafauda Firaun tentu jadi bingung harus memosisikan diri di mana, sebab keluhan tak cuma itu. Mulai dari harga jual yang rendah karena tengkulak, belum lagi ongkos sewa ini itu yang kian meninggi. Ditambah lagi ada email berisi surat kabar akan diadakan demo di pelataran Kerajaan Beling. 

Dalam surat itu tertulis bahwa peraturan yang mengatur kepemilikan lahan produksi, dalam hal ini yang dimaksud adalah padi, setelah revolusi agraria Kerajaan Beling, mestinya seseorang tak lagi bisa memiliki lahan yang jumlahnya mencapai puluhan, bahkan ratusan hektare. Bahkan kepemilikan kelompok maupun perusahaan pun sudah diatur dengan sedemikian rupa. Hanya saja pelaksanaannya masih jauh dari apa yang dicita-citakan peraturan.

Saat itu Rafauda Firaun hanya bisa terduduk diam, kebingungan sendiri, sebab ia merasa jadi ikut pusing dengan permasalahan di masyarakat. Karenanya ia berupaya menghibur diri, melepas penat dan tuntutan pekerjaan dengan membuka salah satu aplikasi media sosial. Di sana, ia menemukan salah satu ajang lomba yang bertajuk “Sayembara Bisikan untuk Kerajaan Beling.” dari akun Markas Komunikasi dan Informatika atau biasa disingkat MarKominFo. 

Sebetulnya ia hanya iseng untuk ikut, sebab tadi, seperti yang kita ketahui di atas tadi, ia hanya melepas penat. Namun, ia juga ngotot untuk menang, sebab hadiahnya ini bukan main besarnya, satu tiket ke surga. Tapi sebetulnya ia agak bingung juga, ia memang sangat ingin ke surga, tapi ia juga takut mati.

Selama ini Rafauda Firaun selalu beribadah dengan taat, berdoa, bersedekah, juga telah melakukan anjuran-anjuran Tuhan yang ia anut untuk hidup sesuai agama. Ia ingin setelah hidupnya selesai ini dikelilingi oleh kerbau, serta apapun yang kiranya akan memuaskannya di kehidupan yang lain. Kehidupannya kali ini, apalagi jika posisi dan laku hidupnya yang belakangan ini selalu tak berdaya di Kerajaan Beling. 

Untuk itulah tiap kali selesai beribadah ia selalu menyediakan waktu untuk berdoa, “Aku ingin hidup di surga dengan segala kebaikan”. Ia ingin menikmati hidup dengan sederhana, misalnya seperti memandang kerbau yang tubuhnya kekar, sehat, dan juga mempesona. Pokoknya ia ingin hidup dan menghidupi kerbau, sebab hewan itu simbol kerja keras, positif, dan jujur.

Tapi ia sadar, ia terbatas, tak punya banyak kemampuan, tapi ia masih punya uang dan rekanan beruang juga. Setidaknya itu satu-satunya cara agar bisa memuluskan langkahnya jadi pemenang. Maka ia hubungi beberapa orang, beberapa ahli, beberapa tangan kepercayaannya untuk mengatasi keinginannya.

***

Kontroversi Kemenangan Sayembara Bisik Saudara RF 

MatahariPagi – Beredar di publik rekaman dan hasil transkripsi saat pemeriksaan saksi di Markas Kepolisian, percakapan antara polisi dan sosok yang diduga sebagai kunci dari keganjilan pemenang Sayembara Bisikan ini. 

Sayembara Bisikan ini adalah ajang lomba yang memberikan kesempatan bagi semua masyarakat di Kerajaan Beling dari suatu markas, tak terkcuali bagi pegawai-pegawai di kerajaan sekalipun untuk menyampaikan pendapat maupun saran kepada pemerintahan yang mulia. Termasuk juga orang-orang terdekat para pejabat kerajaan dari kerajaan lain, maupun orang yang mengaku-ngaku dekat.

Kemenangan saudara RF dalam menyampaikan pendapat mengenai cara mengatasi masalah masyarakat di dekat gunung dengan program pengembalian keadaan pada Sayembara Bisikan ini dirasa banyak keganjilannya oleh masyarakat itu sendiri. 

Seperti apa yang saudara RF tulis di halaman media sosial pribadinya, “Dengan pengembalian keadaan yang dilakukan, faktanya diterima dengan baik oleh masyarakat, dampaknya akan terasa langsung oleh masyarakat.”, hanya saja konotasi dampak yang bias dari RF ini kemudian diluruskan oleh Raja Moa, Ketua RT09, salah satu masyarakat terdampak pengembalian keadaan gunung.

“Yang bersangkutan itu kan menulis kalau tidak salah cara pengatasan masalah itu diterima, kemudian dampak dari perbaikannya juga diterima. Memang betul itu, masyarakat menerima, ya mau gimana lagi orang ditolak juga kan enggak pernah didengarkan. Terus soal dampaknya nih, ya jelas, sekali lagi, betul kayak apa yang RF tulis. Dampaknya diterima, hanya saja kan yang diterimanya ini dampak negatif ya. Rumah-rumah warga jadi terdampak longsoran bibir pegunungan, jalanan rusak, jembatan rusak, nah coba, apa itu masuk konotasi dampak positif dari RF atau enggak? Silakan coba konfirmasi langsung.”

Ketua RT09 ini juga kemudian mengatakan kalau sebetulnya ia heran, sebab yang bersangkutan kok bisa-bisanya menulis seperti itu. Padahal selama kurang lebih setahun ini, warga di rukun tetangganya ini menunggu tanggung jawab dari Markas Pembangunan, Markas Pegunungan, dan markas-maskas lain atas bencana yang kini mereka terima dan hadapi.

Terpisah, panitia Sayembara Bisikan bidang foto dan video, Ibnu Jaffar, mengaku dirinya terkecoh oleh RF, dan baru tahu karena yang bersangkutan ternyata mengirimkan berkas tidak utuh. Bidang foto dan video ini memiliki tugas untuk memvalidasi apa yang dikirim oleh peserta lomba. Hanya saja, sewaktu RF mengirim, Ibnu Jaffar tidak bisa menyusur seluruh pinggiran gunung karena capek.

“Saya akui salah, sebab memang selama ini tupoksi (baca: tugas pokok dan fungsi) saya sebagai kepala tim validasi ini kan hanya melihat dan membuktikan berkas lomba itu benar. Tapi ternyata kan kondisi yang saudara RF sampaikan itu tidak lengkap yah. Saya justru baru tahu, jangan-jangan yang bersangkutan juga tidak pernah tahu kondisi lapangan yang sebenarnya.” 

Berikut adalah transkripsi yang beredar di masyarakat mengenai percakapan saksi mata dan juga polisi dari Kerajaan Beling. Penggalan rekaman suara ini tiba-tiba muncul di media sosial dengan nama dan akun pengirim yang anonim. Sampai saat ini tak diketahui motif dan tujuan dari diunggahnya percakapan di bawah ini.

Polisi    : Apa betul bapak RF melakukannya karena diminta ketua Cecilia Adriani?

Saksi    : Tidak tahu sih pak, tapi dari informasi yang beredar ini kan mereka seperti teman dekat, seperti sahabat sejati.

Polisi    : Waktu itu apakah ada salah satu pesuruh Cecilia Adriani?

Saksi    : Saya tidak begitu yakin Pak, kan saya juga tidak tahu pesuruh Cecilia Adriani itu yang mana dan siapa. 

Polisi    : Jadi waktu itu sebetulnya apa yang bapak lihat?

Saksi    : Memang waktu itu ada banyak nasabah yang datang, dan sebagai petugas bank yang bekerja sebagi teller mau tidak mau kan pasti semua nasabah yang datang pasti dilayani. Nah, waktu itu yang bersangkutan atau RF jadi salah satu nasabah yang datang pada saya. Sewaktu saya tanya cek tersebut berasal dari mana, ia menyebut nama perusahaan. Saya juga baru tahu tadi banget setelah ramai di media sosial kalau perusahaan itu ternyata milik Cecilia Adriani.

Polisi    : Bapak yakin jawaban bapak bisa dipertanggungjawabkan?

Saksi    : Yakin. Saya jujur, memang ini tidak ada hubungannya dengan Cecilia Adriani.

Polisi    : Baiklah kalau begitu bapak dipersilakan untuk keluar dari ruangan ini setengah menandatangani berkas kesaksian.

Terakhir, kini yang bersangkutan hilang, entah ke mana, banyak yang percaya bahwa ia telah berada di surga dengan jalan tiket dari hadiah sayembara. Beruntung tim MatahariPagi bisa melakukan wawancara singkat melalui telepon dengan seseorang yang ahli di bidang roh.

“Sulit dipastikan memang keberadaan RF setelah menggunakan tiket ke surga. Orang-orang seperti kita ini kan masih hidup. Sementara yang bisa mengunjungi RF ini kan orang-orang yang ya seperti itulah ya. Untuk mengerti cara berpikir RF ini kita harus bisa membayangkan atau hidup seperti orang yang sama-sama seperti RF ini, memang agak sulit sih jadi penjilat, malunya mungkin lebih besar dari yang kita duga. Tapi meskipun saya ahli roh, saya tak bisa menjangkaunya ke alam gaib.” kata Prof. Dr. Boyke Zakaria, salah satu pakar roh di Negara Beling saat ditanyai mengapa seseorang bisa berani ambil keputusan seperti itu.

***

Setelah kontroversi yang muncul akibat dari hadiah Sayembara Bisikan, saat ini hingga waktu yang belum ditentukan, perlombaan tersebut dihentikan sementara. Sebab Majelis Hadiah kini tengah menyiapkan hadiah lain. Sementara ini keluarga yang ditinggalkan oleh bersangkutan dirawat oleh Kerajaan Beling. Saat dimintai keterangan yang mulia Ratu Beling enggan memberikan komentar yang Panjang, ia hanya mengatakan, “Namanya juga hadiah, memang menggiurkan kalau dengar kata hadiah. Mungkin beberapa orang lebih tergiur kotaknya daripada isinya.” 

*

Oleh: Raja_Moa

 

Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Hari Raya Akan Tiba, Mari Belanja Produk Kita Sendiri
Opini

Hari Raya Akan Tiba, Mari Belanja Produk Kita Sendiri

26 April 2022
Nama Julukan
Cerpen

Nama Julukan

24 Januari 2022
Soal Jembatan Rusak 10 Miliar, Eksekutif-Legislatif Kompak: Tidak Ada Masalah
Opini

Puncak Komedi, Belum Sebulan, Jembatan 10 Miliar Ambles

23 Januari 2022

Komentar

TERPOPULER

  • Satu Meninggal, Begini Kronologi Bentrok LSM di Karawang

    Satu Meninggal, Begini Kronologi Bentrok LSM di Karawang

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Polisi Ungkap Lima Tersangka Bentrok LSM, Tentara: Jangan Coba-coba Ganggu Keamanan

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Pengusaha Nasi Padang Gor Panatayuda Dibunuh Istri Pakai Jasa Pembunuh Bayaran

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Guru SD di Karawang Kulon Keguguran Diduga Karena Kekerasan Fisik dari Orangtua Murid

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Dua Anggota Ormas Diserang Orang tak Dikenal di Alun-alun, Satu Meninggal, Satu Kritis

    0 berbagi
    Bagikan 0 Tweet 0
  • Tentang Kopipagi.ID
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan & Kerjasama
  • Karir

© 2021 kopipagi.id. All rights reserved

Tidak ditemukan
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Iklan dan Kerjasama
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi Kopi Pagi
  • Telisik

© 2021 kopipagi.id. All rights reserved